Ikan Gergaji, Ikan ini Khas di Sapa Masyarakat Sentani dengan sebutan “Melemay”
Ikan yang menyebar di Australia, India, Papua Nugini, Afrika Selatan dan Thailand ini tergolong penghuni air tawar dan menyukai daerah tropis. Biasanya mereka hidup di danau-danau besar, sungai besar atau rawa-rawa tertentu. Di Indonesia ikan hiu gergaji terdapat di Danau Sentani, Sungai Digul, Sungai Mahakam (Kalimantan), Sungai Siak dan Sungai Sepih.
Tubuhnya tergolong ramping dibandingkan dengan hiu sejenis. Ini menyebabkan mereka bisa berenang dengan kecepatan di atas rata-rata dan dengan mudah melesat mengejar mangsa. Tubuh hiu jenis ini berwarna hitam keabu-abuan. Bagian bawah tubuhnya berwarna lebih pucat atau keputih-putihan. Warna tubuhnya cukup beragam, tergantung di mana habitat mereka. Penasaran juga tentang cerita ikan gergaji yang konon pernah ada di Danau Sentani, puluhan tahun lalu.
Diyakini sebagai ikan asli sejak zaman dahulu selain buaya (khamdakhe). Masyarakat Sentani mengenal Ikan Gergaji sebagai Melemay (bahasa sentani-red) di samping ikan asli lainnya. Dinamakan ikan gergaji karena mulutnya yang panjang persis menyerupai alat gergaji, yang di gunakan sebagai alat bangunan untuk memahat kayu, dan berada tepat dibagian atas belahan mulut/moncongnya, yang memanjang ke depan dan dapat mencapai lebih dari satu meter tergantung ukuran dan usia ikan gergaji tersebut. Menurut orang tua saya, yang pernah melihat langsung ikan ini di Danau Sentani, jika mereka sedang mencari ikan atau siput di dasar Danau, dapat mendengar gemericik dengan jarak 20 meter, kedengarannya sangat khas, jadi jika mendengar bunyi air seperti itu, biasanya mereka menghindar, atau menyelam saja ke dasar danau, karena ikan gergaji tidak melewati dasar, tetapi pertengahan dari kedalaman air.
Ikan Hiu gergaji atau “melemay” ini, tak menyakiti jika tidak berhadapan langsung dengan manusia. Penampilan ikan yang biasa disebut juga dengan nama hiu gergaji ini, cukup mengerikan. Namun bukan berarti ia menjadi penguasa sungai. Fakta di lapangan menunjukkan populasi anggota famili Pristidae yang bernama Latin Pristis Microdon ini terus menyusut. Hiu gergaji juga populer dengan nama pari atau hiu sentani karena memang ada di Danau Sentani, Papua. Orang mancanegara menyebutnya Largetooth Jawfish yang berarti ikan hiu bergigi besar. Mereka senang memangsa ikan-ikan berukuran sedang atau yang berbadan lebih kecil. Ukuran tubuh hiu gergaji sendiri lumayan besar, mampu mencapai 6,6 meter. Mulutnya yang diselimuti gerigi tajam cukup ampuh untuk melumpuhkan mangsanya dalam sekejap mata.
Padahal menurut beberapa ahli, pandangan mata hiu gergaji tidak terlalu baik, bahkan cenderung buram. Mereka lebih mengandalkan daya penciumannya yang lumayan tajam. Ikan dengan bentuk moncong unik ini mulai sulit dijumpai. Karena itu ia masuk dalam daftar Red List, yakni daftar spesies yang dilindungi karena sudah terancam punah. Populasi ikan ini makin berkurang akibat kian kecilnya habitat hidup mereka seiring makin bertambahnya populasi manusia. Di samping itu, mereka kerap diburu oleh para kolektor ikan secara tidak bertanggung jawab. Bahkan penduduk setempat masih sering menangkapnya karena dianggap sebagai predator ikan-ikan lain. Ikan ini sebenarnya dapat tetap hidup di danau Sentani, namun karena meningkatnya masyarakat nelayan di pesisir danau Sentani, yang mulai menangkap ikan menggunakan jaring ataupun jala, sehingga ikan inipun nyaris hilang dari habitatnya di dalam danau, berlanjut dari cerita orang tua, katanya, setiap jaring di lepas ke danau guna menangkap ikan, pasti disitu terjaring ikan gergaji, sehingga ikan ini punah dengan sendirinya sekitar tahun 70-an…! Konon ketika masyarakat menangkap ataupun terjaring di jala ikan, pasti semua orang di sekitar daerah tersebut , bahkan masyarakat sekampung bisa kebagian potongan daging ikan ini, yang diakui rasa dagingnya begiti khas, sangat beda dengan ikan asli Danau Sentani lainnya.(Felle,,Cerita masyarakat Sentani + berbagai sumber**)
Comments
Post a Comment